Sabtu, 12 Agustus 2017

*Kutemukan Jiwa Pancasila pada Jiwamu (pramuka)*


Agustus adalah bulan yang selalu semarak.  Pada bulan ini, ada hari istimewa yang telah melahirkan kemerdekaan negeri tercinta sebagaimana yang kita peluk saat ini.  Pada bulan ini pula,  ada satu hari yang peringatannya juga meriah dan semarak.  14 Agustus, mungkin anak pramuka semua tahu  hari istimewa tersebut. begitu pula dengan penulis. Sewaktu dulu saya  selalu tidak mau ketinggalan ikut andil memperingati hati istimewa yang telah mengandung janin jiwa-jiwa pramuka yang cerdas dalam sosial spiritual juga akal. ya!  sebelum tertarik organisasi dulu saya pernah menjadi pengamal dasa darma dan semoga saja  samapi sekarang..

Menurut hemat saya Praja Muda Karana ini telah menjadi wadah yang telah memberikan pendidikan karakter dan krativitas nyata supaya generasi muda mencintai negeri yang telah memangku badan dan jiwanya, serta terus berkarya untuk negrinya untuk mengisi kemerdekaan yang diperjuangkan dengan berdarah" oleh putra bangsa. Juga sebagai bentuk  usaha memperkokoh kemerdekaan.

Manusia Pancasila.. itulah sebutan para aktivis pramuka, yang sebagai mana telah disebutkan dalam bait lagu hymne pramuka. Jika dihayati,  diselami hakikatnya misi pramuka sangat mulia salah satunya mengembangkan kreativitas, memperkokoh daya juang, meneguhkan kecintaan para pemuda kepada bangsa dan negaranya yang menjadikan misi dan tujuanya sama dengan nahdlatul ulama (NU). Saya tidak membandingkan pramuka dengan NU, hanya saja saya menganalogikan dengan yang selama ini telah saya rasakan. Maka kesimpulanya mencintai bangsa dan negara menjadi kewajiban dan tujuan bersama yang tidak boleh padam dan terus berkobar seperti semangat  dalam filosofi api unggun.

Keberhasilan perang dalam menegakkan kemerdekaan bangsa indonesia yang telah dilakukan para santri kyai dan seluruh lapisan masyarakat indonesia harus diteruskan dengan cara mencintai negrinya dan berupaya keras mengisi kemerdekaan dengan kegiatan produktif, mencapai prestasi baik serta merawat identitas bangsa.. berawal dari keberagaman bangsa indonesia yang plural, mari kita satukan dengan makna hati.  Karena setiap perbedaan akan indah dan menjadi kekuatan jika kita rawat dan pagari dengan nurani yang jernih.  Mari kita perkokoh  persatuan kita dengan memaknai dan menjalani sebagai manusia yang memanusiakan manusia sebagaimana subtansi pancasila.  Sehingga ia bukan sekedar simbol ataupun perhiasan yang mengalungi leher kita.  Pancasila harus menjadi jiwa kita.  Menjadi pola pikir kita yang memuat hubungan baik horizontal maupun vertikal.

Tujuan bersama tersebut mempunyai konsekuensi bahwa jika ada pihak2 tertentu yg ingin memecah belah bangsa indonesia dengan cara menebarkan kebencian atas nama2 agama dan sektarianisme secara tegas harus dilawan..  namun, karena bangsa indonesia memiliki keluhuran dalam budi pekerti seperti yang di ajarkan para leluhur, proses melawannya pun tidak harus dengan cara2 merusak atau dengan menyerang balik secara frontal, jika itu terjadi maka sudah tidak selayaknya ia berjiwa pancasila. Namun, perlawanan cukup dengan terus menerus menjaga dan memperkuat kebersamaan dalam keberagaman dengan saling menghormati.. menjaga tradisi dan budaya juga usaha yang tidak kalah penting untuk memperkuat diri dari propoganda kolonialisme modern berkedok agama..

Surakarta, 12 Agustus 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar